Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Tenaga Kerja Sebutkan Tiga Masalah SDM Indonesia

image-gnews
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri saat jumpa pers usai meresmikan Innovation Room, coworking space pertama milik Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Juni 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri saat jumpa pers usai meresmikan Innovation Room, coworking space pertama milik Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Juni 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri mengatakan saat ini masih ada tiga permasalahan penting yang harus dihadapi pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia atau para tenaga kerja. Dia mengatakan tiga persoalan tersebut terkait dengan kualitas pekerja, kuantitas pekerja dan soal pesebaran pekerja.

Simak: Fintech Lending Terus Tumbuh, Indef: Bisa Serap 215.433 Tenaga Kerja

Menurut Hanif, secara kualitas, para pekerja di Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan kualitas pekerja lainya. Buktinya, banyak sekali keberhasilan-keberhasilan yang diperoleh dalam event internasional terkait kemampuan dan skill yang dimiliki.

Meski begitu, kata Hanif, kualitas para pekerja tersebut sifatnya hanya beberapa orang saja sehingga belum bisa merata kepada semua pekerja.

"Artinya, kalau kualitas itu kita punya, tapi masih role model," kata Hanif saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi dalam di Forum Merdeka Barat dengan tema Pengurangan Pengangguran di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 8 November 2018.

Selain persoalan kualitas tersebut, secara kuantitas juga masih menjadi persoalan bagi para pekerja. Selain kualitas yang tidak merata jumlah pekerja yang memiliki kemampuan atau kualitas yang baik dan sesuai dengan permintaan industri tersebut juga masih terbatas. Atau, jumlah pekerja yang memiliki kualitas tersebut masih sangat minim.

Kemudian persoalan ketiga yang masih terjadi adalah tidak tersebarnya para pekerja tersebut. Dalam hal ini, para pekerja yang memiliki kualitas dan kemampuan yang baik serta sesuai dengan kebutuhan industri tidak tersebar atau cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar.

"Memang harus memastikan bahwa para pekerja kita itu harus tersebar di berbagai daerah. Karena ngga banyak orang yang mau kerja di daerah yang jauh," kata Hanif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanif menuturkan untuk mengatasi persoalan itu pemerintah akan terus memperkuat akses dan mutu di bidang vokasional traning atau pekerja di bidang vokasi. Adapun untuk mendukung hal ini, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan program seperti triple skilling.

Program ini kata Hanif, akan memberikan kemampuan tambahan bagi calon pekerja yang belum memiliki kemampuan. Bagi pekerja yang telah memiliki kemampuan, program ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan atau skil yang dimiliki.

Selain itu, program ini juga memberikan akses bagi para pekerja yang telah melewati dua tahap selanjutnya untuk mengalihkan kemampuanya ke kemampuan yang lain. Program ini dibuat secara khusus untuk memberikan askes terhadap adana perubahan kondisi pasar tenaga kerja mengikuti perkembangan industri dan teknologi.

"Karena ada perubahan industri, teknologi, menyebabkan ada pekerjaan yang berubah. Jadi harus ada transformasi makanya kebijakan triple skiling itu kita diberikan supaya bisa masuk ke sana," kata Hanif.

Hanif menuturkan, Kementerian Ketenagakerjaan saat ini juga tak lagi memberikan syarat yang ketat seperti umur dan juga ijazah bagi calon pekerja yang ingin berlatih melalui balai latihan kerja. Selain itu, Kementerian Tenagakerja juga telah menyiapkan sistem pemagangan yang lebih baik sekaligus memberikan sertifikasi. Hal ini dilakukan supaya para calon tenaga kerja nantinya bisa lebih cepat diserap dalam dunia kerja.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

22 jam lalu

Penjualan barang barang elektronik berupa Televisi, kulkas, telepon genggam mesin cuci serta komputer jinjing di Jakarta, Selasa 9 Januari 2024. Wakil Ketua Umum Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (Gabel) Dharma Surjaputra mengaku, pasar produk-produk elektronik tampak cenderung lesu. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sentimen perlambatan ekonomi global dan nasional hingga momentum tahun politik yang membuat konsumsi produk elektronik tertahan. Tempo/Tony Hartawan
Kemenko PMK Soroti Kurangnya Bidang Riset dalam Industri Elektronik Indonesia

Kemenko PMK menyebutkan, serapan kerja di industri elektronik Indonesia masih rendah, terutama di bidang riset.


Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

4 hari lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG).  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.


Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

5 hari lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG).  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.


Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

6 hari lalu

Beragam tipe motor listrik merek Yadea ditawarkan di showroom Jalan Magelang, Yogyakarta awal April 2023 ini.  FOTO: TEMPO/Pribadi Wicaksono
Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

Pabrik sepeda motor listrik PT Yadea Teknologi Indonesia mulai dibangun di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang, Jawa Barat.


Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

19 hari lalu

Masa Depan Kecerdasan Buatan
Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

26 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

53 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

54 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

56 hari lalu

Penumpang melintasi rel kereta api pada jam sibuk di stasiun kereta Gare de Lyon, saat karyawan kereta melakukan aksi mogok massal, di Paris, 3 April 2018. Aksi mogok pekerja kereta di Prancis mengganggu kelancaran perjalanan kereta di Eropa terutama untuk rute perjalanan dari Prancis ke Inggris dan Brussels yang dilayani kereta Eurostar. REUTERS
Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.


Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

58 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.